Berikut ini tulisan seorang kyai dari Jombang Jawa Timur (tempat lahirnya NU 1926) yang mempertanyakan keadaan NU sekarang.
MASIHKAH NU SEBAGAI ORGANISASI KEAGAMAAN?
Keputusan pemuda NU Jakarta dlm pilgub DKI NETRAL. Identik dengan para kiainya di jajaran Syuriah yg hingga kini membisu soal ini. Tak heran, siapa dulu dong bapaknya?. Artinya :
1. Rupanya, Penguasa NU skrang tdk menganggap NASHBUL IMAM sebagai bagian dari agama, hingga tidak masalah umat nahdliyin dipimpin nonmuslim. Lalu apa gunanya kiai sbagai pewaris Nabi? Pernahkah nabi, para sahabat, tabi'in, al-salaf al-shalih, kiai-kiai pendiri NU membiarkn nonmuslim menguasai umat Islam ? Sbagai muslim, Penjajah ditumpas bkn semata krn mmbela negara, tp lebih krn agama. Mknya ada istilah perang SABIL, RESOLUSI JIHAD dll. Pejuang Yg gugur dihukumi syahid, tnpa dimandikn, tanpa dikafani, tanpa dishalati
2. Nashbul Imam adalah masalah agama yg sangat serius. Krn pemimpin adalah penentu kebijakan yg berdampak besar kpd rakyat. Jk pemimpin nonmuslim menentukan kebijakn yg merugikan Islam / umat Islam , demi Allah- mereka yg memilih dia berdosa, termasuk yg membiarkn tanpa fatwa agama, apalagi tim suksesnya.
3. Netral, memangnya NU itu KPU?. Jika para cagub seiman, wajar NU netral. Tp ini beda. Isu SARA dilarang jika utk memprovokasi, menfitnah, merendahkn dll. Tapi apa salahnya , apa yg dilanggar bila muslim memilih pemimpin seiman dan menolak yg tdk seiman tnpa merendahkn keimann yg lain. Adalah hak bagi Setiap warga memilih pemimpn sesama Suku, tnpa merendahkn suku lain. Sesama Ras, tnpa menfitnah Ras yg lain atau sama Adat tanpa menghina adat lain. Itu hak berdemokrasi.
4. Sangat mmprihatinkn jika NU hanya vokal soal tahlilan, yasinan, ziarah kubur yg diganggu. Tapi tak punya nyali memberi fatwa politik yg agamis & demokratis. Pdhal ini masalah besar terkait kemaslahatan umat baik di dunia lebih2 di akhirat. Hanya muslim minimalis (musailim) yg mmandang politik hanya masalah dunia. Sadarilah, tercatat 65 kali perang (ghazwah & sariyah) selama periode Nabi demi memaslahatkan umat via kekuasaan.
5. Sekelas Syuriah NU tdk mungkin Tidak mengerti ini. Bisunya mereka pasti ada sesuatu yg amat dahsyat hingga menyebabkn amanat agama mereka tersandera. Dan umat sudah tahu hal itu dari omongan mereka sendiri .
6. Kiai Syuriah NU bukanlah kiai pesanan, bukan pula kiai jadian yg dijadikan oleh broker Politik. Kiai Syuriah adalah benar2 ulama pewaris Nabi yg dipilih secara mukhlis and bersih dari sum'ah dan ambisi sehingga memiliki sifat syaja'ah yg terpuji, selalu "YAKHSYA ALLAH" dan tidak "YAKHSYA AL-NAS". Harusnya… Kiai Syuri'ah NU bukan Kiai yg diperalat broker politik...
Kiai NU adalah Kiai yg mukhlis, ikhlas.. tidak beramal untuk diperdengarkan.. Miliki sifat syaja'ah, berani karena Allah dan (membela) Rasulullah.. selalu Yakhsya Allah, hanya takut pd Allah.. tdk Yakhsya Al Naas, takut pd manusia, celaan org2 yg mencela.
(KH A. Musta'in Syafi'i, Ponpes Madrasatul Qur'an Tebuireng, Jombang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar